RSUD Dr. Haryoto Lumajang

RSUD Dr. Haryoto Lumajang

Rabu, 23 Juli 2014

Hari Anak Nasional (bagi-bagi hadiah ^_^)

sekilas info tentang peringatan hari anak nasional tahun 2014. Rabu,  23 Juli 2014....






Artikel Kesehatan Anak dan Balita (dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2014)



PERAWATAN GIGI SUSU HINGGA GIGI PERMANEN

Lebih dari 80 persen anak usia di bawah 12 tahun menderita gigi berlubang. Penyebab utamanya adalah karena kebersihan gigi yang kurang terjaga dengan baik. Merawat gigi dengan benar bukan hanya membuang bakteri dan plak, tetapi juga menyingkirkan semua masalah gigi.

Berikut perawatan gigi sejak masa bayi hingga dewasa :
v  Usia Bayi
Sejak bayi mulai tumbuh gigi, orangtua seharusnya mulai memerhatikan kesehatan gigi buah hatinya karena tanpa disadari pola makan bayi sudah mengandung gula yang tinggi. Orangtua hendaknya mengajak anaknya ketika melakukan pemeriksan gigi rutin agar anak menjadi terbiasa dengan dokter gigi.


 
v  Usia Balita
Kunjungan ke dokter gigi di masa bayi hingga balita akan lebih banyak difokuskan pada menghitung jumlah gigi. Kita perlu mengetahui apakah gigi anak terlambat tumbuh atau tidak.
Pada usia balita, orangtua harus memastikan anak menyikat giginya 2x sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride. Di usia ini anak-anak sebaiknya diperiksa giginya setidaknya setahun sekali. Jika ada kerusakan pada giginya, maka ia harus datang setiap 6 bulan sekali.


v  Usia Sekolah Dasar
Di usia 6 tahun pada umumnya anak-anak mulai kehilangan gigi susunya dan digantikan oleh gigi permanen. Idealnya, mereka sudah mampu menyikat giginya tanpa bantuan orangtua. Ajari anak untuk membatasi makanan yang lengket pada gigi yang bisa membuat gigi cepat lapuk.
Pertahanan terbaik pada gigi adalah menyikat gigi setelah mengonsumsi makanan manis dan lengket, atau minimal berkumur dan sikat gigi sebelum tidur malam.

v  Usia Pra Remaja
Gigi berlubang merupakan masalah utama pada kesehatan gigi pra remaja dan usia remaja. Lakukan perawatan segera agar kerusakannya tetap minimal dan gigi anak tidak perlu dicabut.
Usia remaja merupakan waktu yang tepat untuk melakukan koreksi jika susunan gigi anak kurang rapi. Sebaiknya ditunggu sampai seluruh gigi permanen anak tumbuh agar dokter bisa menentukan tindakan yang tepat.


5 TIPS MEMBUAT BAYI ANDA LEBIH CEPAT BERBICARA
v  Mulai Sedini Mungkin
Mengajak bayi yang baru lahir untuk berbicara bisa membantunya untuk lebih cepat berbicara. Selain itu, bayi yang sudah sering diajak bicara oleh orang tua juga akan memiliki kosakata yang sangat kaya. Meskipun bayi Anda belum bisa merespon pembicaraan atau obrolan Anda, tetapi otak bayi Anda sudah mampu merespon suara dengan baik

v  Berikan Informasi dan Deskripsi
Coba berikan informasi dari setiap hal atau benda yang bayi Anda lihat atau perhatikan. Misalnya, ketika bayi Anda terlihat memperhatikan sebuah boneka kelinci, sampaikan bahwa itu namanya kelinci dan warnanya putih. Gunakan istilah-istilah sederhana yang menggambarkan ukuran, rasa, warna, dan bentuk dari setiap hal yang bayi Anda perhatikan.


v  Membaca Buku Bersama-Sama
Anda tak perlu membacakan sebuah buku persis sama dengan alur ceritanya. Anda bisa misalnya mengajak bayi Anda untuk menyentuh gambar-gambar yang ada di buku tersebut. Buku bergambar juga sangat bagus untuk bayi Anda karena Anda bisa mencoba membuat cerita dan dongengnya sendiri.

v  Buat Dialog
Setiap kali bayi Anda mengoceh, berilah tanggapan. Anda bisa memberi tanggapan seolah-olah Anda sedang berdialog dengannya. Selain itu, Anda juga bisa coba untuk mengomentari apa yang ia lihat dan ia tunjuk.

 
Dengan memberikan tanggapan atau jawaban, secara tidak langsung Anda juga memperlihatkan pada bayi Anda seperti apa percakapan itu.

v  Matikan Televisi
Peneliti di University of Washington menemukan bahwa bayi yang berusia 8-16 bulan berpeluang kehilangan kesempatan menguasai 6-8 kosakata setiap menghabiskan satu jam menonton televisi. Dalam perkembangan kemampuan berbicara, interaksi sosial sangatlah penting sementara televisi cenderung menyajikan informasi yang membuat penontonnya pasif. Daripada membiarkan bayi atau balita Anda menonton televisi, lebih baik Anda mengajaknya mengobrol dan berinteraksi langsung.

 

SOLUSI UNTUK ANAK TAK SUKA BUAH, SAYUR, dan SUSU

APA yang dapat Anda lakukan ketika si kecil menolak makanan yang sangat ia dibutuhkan? Sebagian besar Anda mungkin menjawab terus mencoba memperkenalkannya. Tapi jika hanya teknik ini yang dijalani, hasilnya tidak selalu efektif.

Berikut solusi untuk membantu si kecil yang pemilih makanan (picky eaters) untuk mendapatkan makanan dan nutrisi yang mereka butuhkan, seperti dikutip Eating Well.

v  Tidak suka buah
Solusinya, olah buah-buahan dalam dalam milkshake. Sebagian besar buah-buahan memberikan jumlah kalium dan vitamin C yang cukup sedangkan smoothie berbahan buah merupakan cara yang pas untuk menyembunyikan buah dalam penyajiannya.


Kebanyakan anak-anak merasa tertarik untuk menyedot minuman dengan sedotan. Smoothie dari toko sering dimuat dengan banyak tambahan gula, sehingga untuk menu yang lebih sehat, buatlah sendiri di rumah.

v  Anak tidak suka makan brokoli (dan sayuran lainnya)
Solusinya, siram dengan saus keju. Menambahkan keju di atas sayuran, seperti brokoli, kembang kol, atau kubis membantu “menjinakkan” rasa yang membuat anak malas memakannya. Memang, keju umumnya mengandung lebih banyak kalori dan lemak jenuh daripada produk susu rendah lemak, tapi keju juga memberikan sedikit kalsium.

Kuncinya adalah dengan menambahkan keju hanya cukup untuk membuat rasa sayuran enak, tidak menghilangkan kalori dan lemak sayuran.


v  Anak tidak suka minum susu
Solusinya, tambahkan cokelat. Nyatanya, susu cokelat lebih disukai anak-anak ketimbang susu vanilla. Kalau Anda memaksakan susu full cream hingga akhirnya ia minum susu, anak akan kehilangan nutrisi penting yang telah disediakan oleh susu.

Cokelat susu memang mengandung gula tambahan, tapi minuman susu dengan rasa bukan berarti Anda tidak bisa menambahkan gula diet untuk anak-anak. Sebab menurut penelitian, anak yang minum susu dengan rasa memiliki asupan kalsium yang lebih tinggi daripada anak-anak yang tidak minum susu tanpa rasa, tapi keseluruhan asupan gula tambahan mereka adalah sama.


 


WASPADAI EFEK SAMPING PENGGUNAAN DOT


Banyak ibu menyusui belum menyadari bahwa efek samping penggunaan dot bukan hanya membuat bayi berisiko mengalami bingung puting, tetapi juga membuat payudara mereka "kalah" dengan dot, sehingga produksi Air Susu Ibu (ASI) menjadi berkurang. 
Ketika bayi menyusu lewat payudara, ia dapat mengatur jumlah susu yang mengalir dari payudara. Tetapi dengan botol, tanpa dihisap pun susu bisa mengalir lebih cepat. Inilah yang membuat bayi akhirnya menolak untuk menyusui lewat payudara ibunya.


Berikut ini adalah tanda-tanda yang mungkin menunjukkan bayi Anda sedang bingung puting :
ü  Bayi menyodorkan lidahnya ke atas selama mengisap dan mendorong payudara keluar dari mulutnya;
ü  Bayi tidak membuka mulut cukup lebar. Akibatnya bayi hanya akan mengisap ujung puting sehingga dapat menyebabkan nyeri puting;
ü  Bayi menjadi rewel dan mudah marah karena ASI tidak mengalir semudah ketika dia menggunakan botol;
ü  Pasokan susu para ibu sering berkurang karena bayi tidak menyusu dengan benar



 

AGAR ASI TETAP LANCAR SAAT ANDA BEKERJA

Kembali bekerja setelah tiga bulan cuti hamil merupakan tantangan tersendiri bagi seorang ibu baru. Bagaimana agar Anda dapat memberikan ASI eksklusif meskipun waktu Anda tersita di kantor? Menjalaninya memang membutuhkan komitmen. Ketika Anda berpisah dari bayi sepanjang hari, dan tidak dapat memenuhi kebutuhannya untuk menyusu, Anda harus mengalihkan perhatian untuk membuat cadangan ASI.

Lalu, bagaimana cara memastikan bahwa produksi ASI tetap lancar sehingga Anda bisa mencadangkannya selama Anda di kantor ? Berikut Tipsnya :

v  Berikan ASI sesering Anda bisa.
Kebanyakan ibu bekerja dapat menyusui empat kali pada setiap hari kerja. Satu kali sebelum berangkat ke kantor, sepulang kantor, sesudah makan malam, dan sebelum tidur. Apabila Anda memasang weker lebih pagi, Anda juga bisa memberikan tambahan ASI begitu bangun tidur.

 
Jika memungkinkan (entah karena rumah Anda dekat kantor, atau si kecil diajak babysitter-nya ke kantor Anda), berikan juga ASI saat makan siang atau sore hari. Cara ini membuat Anda mengurangi kebutuhan memberikan ASI di dalam botol.

v  Jangan melewatkan jadwal memompa ASI.  
Jadwal kerja yang padat sering membuat kita lupa atau tak sempat memompa ASI. Namun meskipun Anda hanya memiliki waktu beberapa menit saja, lebih baik memompa ASI dalam waktu singkat ketimbang menundanya sampai Anda tiba di rumah. Yang penting adalah frekuensinya, bukan lamanya memompa ASI, sehingga tubuh terstimulasi untuk terus memproduksi ASI.


v  Tidak menggunakan botol susu saat si kecil bersama Anda
 Untuk menjaga dan memastikan persediaan ASI, sisihkan waktu dimana Anda bisa  menyusui secara teratur. Hal ini untuk mengantisipasi waktu dimana Anda harus berpisah dengan si kecil. Tetapkan niat untuk memberikan botol susu hanya ketika Anda sedang tidak bersama bayi, dan hanya menyusuinya kapanpun Anda bersamanya. Selain membuat produksi ASI lancar, bayi juga tetap tertarik dengan payudara ibunya (tidak membuatnya mencari-cari dot). Yang lebih penting lagi, bonding antara Anda dan si kecil tetap terjaga.

v  Usahakan tidak terlalu sering meninggalkan anak. 
Ketika Anda merencanakan untuk hamil dan mempunyai anak, saat itulah Anda harus berkomitmen untuk berfokus pada keluarga. Maka, acara hangout bersama teman-teman (bahkan suami) pun harus dikurangi. Sebisa mungkin hindari meninggalkan anak dengan pengasuhnya selama empat atau lima jam, hanya supaya Anda bisa nonton film sambil shopping, atau menjalani perawatan full body di spa. Sesekali me time boleh saja, namun pastikan si kecil ada bersama ayahnya.

v  Gunakan akhir pekan sebagai sesi menyusui. 
Para ibu yang bekerja lima hari dalam seminggu biasanya mengalami jumlah ASI yang mampu mereka hasilkan akan berkurang menjelang akhir minggu.
Setelah menyusui lebih teratur pada akhir minggu, para ibu umumnya merasa payudara menjadi lebih penuh pada hari Senin. Mereka butuh memompa lebih banyak ASI, untuk menghindari pembengkakan pada payudara yang menimbulkan rasa ngilu bahkan meriang. Simpan persediaan ASI di dalam kulkas untuk cadangan selama hari-hari dimana Anda sibuk di kantor.

 

v  Nikmati sesi menyusui malam hari. 
Bayi juga bisa merindukan sesi menyusu ketika ditinggalkan ibunya seharian penuh. Saat Anda berangkat ke kantor, bayi akan mengubah pola rutinitasnya dengan tidur lebih lama, lalu kembali menuntut ASI pada malam hari.
Ini pertanda baik, dan ibu yang mampu menjalani dua perannya tentu akan menikmati sesi menyusui sepulang kantor dan menjelang tidur ini. Menyusui di tempat tidur sambil ngobrol dengan suami bisa menjadi sarana rileksasi.

Bahkan, banyak ibu yang mengaku menjadi tidur lebih nyenyak ketika si bayi ada bersama mereka, meskipun itu artinya para ibu jadi lebih mudah terjaga sepanjang malam.